Luthfiyah Anggraini
INILAH INDONESIA
Malam kini telah berganti siang
Sinar matahari serayu menyapa manja
Jantung kami berdetak begitu kencang
Terasa senang dan gembira
Berkolaborasi menjadi satu kesatuan
Menjadi keunikan bangsa indonesia
Indonesia...
Siapakah indonesia
Dialah negara kepulauan
Dialah negara cinta damai
Biarlah berbeda-beda
Kami tetap satu kesatuan
Dengan semboyan bineka tunggal ika
Kreatifitaspun bermunculan
Menghirupkan keindahan budaya
Menjadi ciri khas indonesia
Tanah air indonesiaku
Tanah air indonesiaku
Kami berjanji
Kami akan mencintai budaya bangsa
Hingga tingkat mancanegara
Angkuh Jadi Kisah
Oleh : Luthfiyah Anggraini
Terik matahari menusuk kulit ku beranjak ke kampus tempatku mencari ilmu, aku berangkat dengan rasa gelisah yang tak mengenali satu demi satu orang yang kujumpai, rasa ini begitu malu dan aku mencoba bersikap sewajarnya. Ku duduk diatas kursi biru dipojok kiri dengan wajah kepolosanku, melihat dipojok kanan ada beribu pria yang kupandang tetapi pandangan mata ini tertuju pada pria dengan hidung yang unik dan wajahnya yang tak tampan tersebut, aku melihat dia mempunyai keunikan, mulai ujung ubun- ubun sampai kaki ia terlihat berbeda membuat hati dan mata ini ingin menatapnya, sikapnya yang terlihat angkuh, membuatku tertarik ketika hari itu, entah kenapa aku mengintainya dan mulai ingin tau tentangnya, padahal ku tak mengenalinya apa lagi tau namanya, aku pun berbincang dengan teman sebelahku, dia teman pertama yang ku kenal, Nia namanya.
Aku berkata ; Kamu lihat cowok itu ngak yang rambutnya pedek dan wajah paspasan itu?
Nia menjawab ; iya kenapa, kamu suka ( aku hanya tersenyum mendengar perkataannya )
Hatiku berbicara bahwa aku cuma mengagumi. Hari pertama perjumpaanku telah usai, sampaiku dirumah aku beraktifitas seperti biasa. Hari kedua kulewati dikampus, sampai aku dikampus rasaku masih sama ingin bertemu dengan dia meskipun dari jarak kejauhan, meskipun dia tak memandangku, aku tetap bahagia. Hari demi hari temanku makin bertambah seiring waktu begitu cepat, semenjak itu tidak sengaja aku berpapasan dengan dia di tangga ketika hendak membeli sesuatu dengan teman dekatku yang bernama Riris, berpapasan dan kulirik secara perlahan wajahnya mulai dari matanya yang berbinar, badan yang tinggi dengan sepatu boots dikakinya, rambut yang lurus ketika ia berjalan semakin bergurai, hidung yang unik mancung kedalam, hingga bibir yang tipis dengan wajah yang biasa-biasa saja.
Riris sambari menatapku dengan wajah nyinyir dan ia berkata
( dengan nada kaget ) Kamu suka dengannya, jawabku tidak
Kamu mengaguminnya, jawabku kenapa
Riris pun mulai curiga kepadaku, ketika itu aku mulai berbincang dengannya tentang perasaan yang kusimpan ini. perbincangan itu aku mulai didalam kelas, aku berkata kepadannya.
Ris, kamu cowok yang tadi!
Riris menjawab; iya aku tau kamu mengaguminnya, tapi kenapa kamu harus mengagumi lelaki seperti itu? Kamu itu cantik dan dia yang paspasan, aku tidak suka dengannya, sepertinya dia bukan orang baik, lihatlah prilakunnya yang suka menggoda wanita.
( Sambari memakan bakso pinggiran dengan es jeruk begitu asam aku hanya tersenyum manja menghiaraukan perkataannya )
Hari itu semakin berlalu, setiap bertemu aku hanya bisa melihatnya, hari itu dan pada bulan terakhir pembicaraanku dimulai dari sms dan aku tak mengerti kenapa dia tiba-tiba mendekatiku begitu cepat, apa memang ini sudah takdir aku juga merasa aneh dengan diri ini. Seperti pandangan pertama kubilang, tapi aku tidak mempercayai itu semua. Akhirnya kujalani apa yang ada seiring air mengalir dan angin masih berhembus. Dia datang ketika aku dipatahkan oleh takdir, dia muncul seakan-akan penghibur sakit hati ini. Hari demi hari ia mendekati kita semakin dekat dan sepertinya dia merasa nyaman denganku, dia merasa asik denganku katanya. Temanku Ila namanya yang selalu menasehatiku, Ila berkata
" Kamu jangan mudah terlena, jangan jadikan dia pelampiasanmu, ingat kamu baru dipatahkan "
Aku pun menjawab dengan singkat
" dia baik, dia unik, dia berbeda, aku suka "
Pertemuanku pertama dia mengajakku untuk berenang, tanpa basa-basi aku mau untuk diajaknya, pendekatan itu mulai terjadi. Aku sunguh dibuat gugup olehnya ntah kenapa, tapi dalam hatiku dia hanya teman baikku saja. Percakapan satu demi satu muncul dari mulutnya yang membuatku tertarik. Pertemuan keduaku ketika seusai pulang kuliah dia datang kerumah ingin main katanya, hari itu aku tidak meyangka bahwa ia mengungkapakn segala isi hatinya kepadaku, pada sore hari matahari mulai tenggelam, angin berhembus begitu kencang, diatas karpet ungu yang kududuki bersamannya. Kusiapkan secangkir es penghilang dahaga kusugukan kepadannya. Sebelum itu aku dibuat cemburu olehnya, tiba-tiba muncul perasaan sakit hati yang dalam tapi aku ragu mengungkapkan, untuk apa juga. Aku sadar bahwa kita hanya berteman dan aku salah mempunyai perasaan itu padanya, percakapan di sms itu mengungkapkan aku sedang marah kepadannya, aku sunguh bodoh, dia langsung bertanya
" kamu kenapa "
Aku selalu menjawab kata " tidak apa-apa "
" jujur saja kepadaku, aku salah apa kepadamu, tegurlah aku jika aku salah " (jawabnya)
Mulutku kaku tak ingin mengungkapkan apa kemarahanku ketika saat itu.
Waktu dia kerumahku dengan kepangan rambut panjangnya dan berbaju rapi, dia masuk kerumah dengan wajah kepanasan karena waktu menunjukkan siang hari. Begegas masuk ke dalam rumah dan tidak sungkan untuk bemberikanku kepastian tentang kedekatkan yang kita jalin selama beberapa itu. Dia berkata ;
" Kamu mau aku beri kepastian kah, (dengan nada serius)
Dia berbisik kepadaku " kamu mau sama aku "
Keringat dingin membasahi tangan dan kaki, aku menjawab
" Jangan bercanda, kamu serius kan? ( sambil ku cubit perutnya )
Secepat itu kamu menyukaiku, aku wanita biasa, aku tidak sempurna ahhh kamu .. "
Hatiku bingung, apa dia ini sudah digariskan oleh tuhan untukku aku tidak mengerti, aku memberikan banyak pertanyaan untuknya, dan dijawab dengan kata-kata yang membuatku bimbang, rasanya baru pertama kali aku menemukan pria seunik dia, dengan wajah yang menurutku tidak pernah serius, seperti tukul arwana menurutku.
Aku pun menjawab pertanyaannya dengan nada yang keras " iya aku mau "
Jawabanku membuatnya tersenyum manja dan kujalani awal percintaan ini dengan bahagia, aku merasakan nikmatnya jatuh cinta disaat remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar