Sabtu, 24 April 2021

Kritik dan Esai Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” Karya M. Shoim Anwar


Kritik dan Esai Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” Karya M. Shoim Anwar

M. Shoim Anwar

          Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” merupakan salah satu karya dari M. Shoim Anwar, seorang sastrawan sekaligus dosen. M. Shoim Anwar lahir di Desa Sambong Dukuh, Jombang, Jawa Timur. M. Shoim Anwar telah banyak menulis cerpen, novel, esei, dan puisi di berbagai media. Menurut KBBI cerita pendek adalah cerita yang isinya kurang dari 10.000 kata dan ceritanya berkonsentrasi pada satu tokoh dalam cerita.
          Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” menceritakan seorang perempuan bernama Sulastri yang menjadi seorang TKW di Jazirah Arab. Sulastri yang merenung tentang kehidupannya berjalan menaiki tanggul Laut Merah sampai akhirnya Sulastri di perlihatkan sosok Fir’aun dan Musa AS. Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” berhubungan dengan cerita yang tokoh utamanya adalah seorang perempuan bernama Sulastri dan empat orang lelaki yaitu seorang polisi, Markam atau suami Sulastri, Fir’aun, dan Musa AS.
          Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” diawali dengan penggambaran pemandangan Laut Merah pada saat itu. Dalam Islam Laut Merah mengingatkan kita pada kisah Nabi Musa AS yang diberikan mukjizat oleh Allah SWT dapat membelah Laut Merah untuk menghindari kejaran Fir’aun dan para pasukannya sehingga Fir’aun dan pasukannya tenggelam di Laut Merah. Dalam cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” juga ditampakkan sosok Fir’aun dan Nabi Musa AS yang hadir saat Sulastri berada di tengah tanggul Laut Merah. Seperti dalam kutipan cerpen sebagai berikut,
Sesosok tubuh tiba-tiba merekah. Tubuh yang sering diingat sebagai sang penerkam sekonyong-konyong muncul dari dalam laut. Sulastri menjerit menyebut namanya.
“Firauuun…!” (Cerpen Sulastri dan Empat Lelaki, Jawa Pos, 6 November 2011)

          Dalam kutipan di atas digambarkan bahwa Fir’aun yang seolah menampakan diri di depan Sulastri, kemudian Fir’aun mengejar Sulastri karena menganggapnya sebagai budak yang menyembahnya. Sulastri yang ketakutan pun berlari menghindari kejaran Fir’aun. Jika mengingat kisah tentang penguasa Mesir yang bengis dahulu yaitu Fir’aun, ia menganggap bahwa dirinya sebagai Tuhan dan semua orang harus tunduk dan patuh terhadap perintahnya, oleh sebab itu, Allah SWT menurunkan Nabi Musa AS untuk menyadarkan Fir’aun.

          Selanjutnya, Sulastri yang terus berlari dari kejaran Fir’aun akhirnya melompat dari atas tanggul, di sana Sulastri ditampakan oleh seorang lelaki setengah tua, rambut putih sebahu, tubuh tinggi besar, berjenggot panjang, dan menggunakan kain putih menutup perut hingga lutut yang dikenal sebagai Nabi Musa AS. Dalam kutipan sebagai berikut.

Di depannya muncul seorang lelaki setengah tua, rambut putih sebahu, tubuh tinggi besar, berjenggot panjang. Lelaki itu mengenakan kain putih menutup perut hingga lutut...Wajah tampak teduh. Tangan kanannya membawa tongkat dari kayu kering...

“Ya, Musa….” (Cerpen Sulastri dan Empat Lelaki, Jawa Pos, 6 November 2011)

          Dalam cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” ini tidak hanya membahas mengenai keterkaitan antara kisah Nabi Musa AS saja, namun juga membahas mengenai kejadian yang sering terjadi di Indonesia dimana seseorang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan bahkan tergolong musyrik yaitu melakukan ritual untuk mendapatkan benda-benda yang dianggap sakral atau memiliki kemampuan magis yang dapat mendatangkan kekayaan. Hal tersebut digambarkan terjadi pada suami Sulastri yang bernama Markam dalam kutipan sebagai berikut.

...dia menatap ke seberang sungai ke arah Desa Titik. Tampak ada kuburan yang dirimbuni pepohonan besar. Di sana ada seorang lelaki bertapa menginginkan kehadiran benda-benda pusaka, membiarkan istri dan anak-anaknya jatuh bangun mempertahankan nyawa. (Cerpen Sulastri dan Empat Lelaki, Jawa Pos, 6 November 2011)

          Hal seperti itu sangat sering terjadi di Indonesia, meskipun di jaman yang serba digital saat ini pun hal-hal seperti itu masih sering ditemui. Saat melihat siaran berita di televisi terkadang masih banyak berita-berita yang membahas mengenai hal-hal seperti itu, saking tenarnya ada sebuah acara di televisi yang mengangkat tema mengenai kejadian-kejadian mistis atau akibat dari melakukan pesugihan dan banyak orang yang suka untuk menonton acara tersebut termasuk saya, hal tersebut berguna untuk mengambil pesan-pesan positif yang ingin disampaikan, sehingga acara dengan mengangat tema hal-hal yang mistis pun mendapatkan rating yang tinggi. Sebenarnya di Indonesia sendiri hal-hal mistis sudah seperti kebudayaan yang mengakar sejak jaman dahulu namun kita harus bijak dalam bertindak, jika hal-hal seperti itu digunakan untuk hal yang positif misalnya untuk melestarikan kebudayaan dan menghormati para leluhur kita tentu boleh saja dilakukan, namun jika hal seperti itu dilakukan untuk hal yang negatif seperti untuk kepentingan pribadi dan menjerumus ke arah musyrik tentu saja hal tersebut tidak boleh untuk dilakukan.

          Dalam cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” juga diceritakan bahwa tokoh Sulastri bekerja sebagai seorang TKW. Hal seperti ini juga masih banyak terjadi di Indonesia, dimana banyak orang yang memilih pergi ke luar negeri untuk bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) atau TKI (Tenaga Kerja Indonesia) menjadi pembantu orang luar dibanding bekerja di dalam negeri sendiri, karena mereka berpikir bahwa gaji atau penghasilan yang mereka dapat lebih besar dari penghasilan bekerja di dalam negeri. Tidak hanya itu saja melainkan faktor kurangnya kreativitas dan lahan kerja yang masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya sehingga sulit untuk mendapat pekerjaan di dalam negeri. Padahal jika kita melihat negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya dibandingkan dengan negara yang lain. Indonesia memiliki semua hal, bahkan banyak negara yang tidak memiliki kekayaan seperti Indonesia misal Indonesia memiliki lautan yang luas, pulau ada dimana-mana, penduduk yang banyak dan padat, hutan-hutan yang lebat, berbagai jenis tumbuhan hias dan tumbuhan yang dapat dikonsumsi, berbagai jenis hewan, berbagai jenis buah-buahan yang tidak ada di negara lain, perkebunan, pertambangan, dan masih banyak lagi kekayaan yang lainnya, tinggal kita sebagai penduduk untuk memanfaatkan kekayaan yang ada di Indonesia dengan sebaik-baiknya. Hal- hal yang berkaitan dengan penjelasan tersebut juga disebutkan dalam kutipan berikut.

“Negeri kami miskin, Ya Musa.”

“Kekayaan negerimu melimpah ruah. Kau lihat, di sini kering dan tandus.”

“Kami tidak punya pekerjaan, Ya Musa.”

“Apa bukan kalian yang malas hingga suka jalan pintas?” (Cerpen Sulastri dan Empat Lelaki, Jawa Pos, 6 November 2011)

          Dalam cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” juga disebutkan bahwa beberapa orang-orang yang memiliki kedudukan atau jabatan menjadi serakah sehingga membuat negara ini menjadi sengsara. Terbukti dengan banyaknya kasus atau berita yang muncul mengenai pejabat yang korupsi. Mereka mencuri uang rakyat dimana rakyat sendiri bersusah payah bahkan bertaruh nyawa dalam mencari uang untuk membayar pajak negara, seperti kutipan yang disebutkan dalam cerpen sebagai berikut.

“Para pemimpin negerimu serakah.”

“Kami tak kebagian, Ya Musa”

“Mereka telah menjarah kekayaan negeri untuk diri sendiri, keluarga, golongan, serta para cukongnya.” (Cerpen Sulastri dan Empat Lelaki, Jawa Pos, 6 November 2011)

          Tidak hanya mengenai orang-orang berkuasa yang serakah, keburukan lainnya yaitu mengenai kecurangan-kecurangan dalam mendapatkan jabatan tinggi. Sudah menjadi hal yang umum jika akan diadakan pemilihan berbagai macam hal akan dikeluarkan oleh orang-orang yang sedang mencalonkan diri untuk menarik hati rakyat, namun setelah itu mereka dilupakan, seperti kutipan yang disebutkan dalam cerpen sebagai berikut.

“Para pemimpin negerimu juga tak bisa menolong. Kau hanya dibutuhkan saat pemilu. Setelah itu kau dijadikan barang dagangan yang murah.” Cerpen Sulastri dan Empat Lelaki, Jawa Pos, 6 November 2011)

          Penggunaan kata dan kalimat dalam cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” sangat menarik, penulis memberikan penggambaran situasi dan kondisi dalam cerpen secara rinci dan latar tempat yang ada di dalam cerpen juga ada di kehidupan nyata, oleh sebab itu cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” memiliki jalan cerita yang sangat menarik.

          Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” ini memiliki banyak pesan yang baik, seperti mengingatkan kita untuk tidak mudah menyerah dalam melakukan sesuatu, selalu mengingat kuasa Allah SWT, bersikap jujur, adil, dan bertanggung jawab dengan tugas yang telah di percayakan kepada kita.

          Cerpen “Sulastri dan Empat Lelaki” ini dapat dikaitkan dengan berbagai aspek dalam realitas kehidupan secara nyata di dalam kehidupan sehari-hari seperti agama, kepercayaan, ideologi, kebudayaan, ekonomi, dan politik.

Sabtu, 17 April 2021

Kritik dan Esai Cerpen di "Jalan Jabal Alkaabah"

 Kritik dan Esai cerpen di jalan jabal alkaabah


Cerpen dengan judul “Di Jalan Jabal Al-Kaabah” ditulis oleh M. Shoim Anwar. Cerpen dengan tema ketuhanan, Tema Sosial merupakan tema yang berkaitan erat dengan berbagai macam hal yang berbau urusan social biasanya menjelaskan berbagai macam hal yang berkaitan dengan urusan kehidupan masyarakat, interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya, permasalahan sosial, dan berbagai macam tema lainnya. Cerpen ini dipublikasikan sejak Maret 2019. Cerpen ini mengisahkan tentang kisah hidup seseorang yang berprofesi sebagai kepada desa yang memiliki warga yang berprofesi sebagian besar sebagai peminta-minta. Ia bernama Tuan Amali dan Nyonya Tilah. Di dalam cerpen, dikisahkan seseorang yang berprofesi sebagai kepada desa dan memiliki warga yang mayoritas ber profesi sebagai peminta-minta, dan tuan amali sangan ingin mengubah pemikiran warganya tersebut.
Shoim Anwar menceritakan tentang seorang kepala desa yang memimpin suatu  daerah dimana warganya mayoritas bekerja sebagai pengemis. Mereka beranggapan bahwa rezeki ada di tangan Allah namun mereka menyalahgunakan hal itu dengan cara memilih meminta-minta kepada orang lain untuk memenuhi materi pribadi dan kebutuhan yang diinginkan.
Dalam cerpen ini terdapat beberpaa tokoh diantaranya adalah Tuan Amali merupakan seorang kepala desa yang memimpin sebuah desa mayoritas warganya bermata pencaharian pengemis namun Tuan Amali tifak menyukai kebohongan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Selain itu ada tokoh yang berbama Nyonya Tilah ia adalah istri dari Tuan Amali yang mempunyai hati yang baik.Ada juga tokoh Pak Mardho ia adalah salah satu warga Tuan Amali yang menitipkan doa kepada   kepada Tuan Amali dan istrinya ketika nanti pergi ke tanah suci. Tokoh Pak Dotil ia adalah warga dari Tuan Amali yang berkerja sebagai pengemis ia juga mengemis di tanah suci ketika ia pergi untuk berhaji.
Kelebihan dari cerpen ini adalah cerpen ini mengajarkan kepada pembaca bahwa kita tidak boleh bergantung kepada orang lain dan jika ingin mempunyai hal yang diinginkan kita harus berusaha terlebih dahulu bukan meminta-minta dan berharap belas kasihan orang lain demi mendapatkan materi yang diharapkan. Selain itu cerpen ini juga mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak boleh melakukan kebohongan demi untuk mendapatkan hal yang diinginkan.
Selain kelebihan juga terdapat kekurangan dalam cerpen ini cerpen ini tidak menjelaskan lebih rinci akhir dari cerita hanya sekilas dan membuat pembaca bertanya-tanya tentang akhir dari cerita dalam cerpen ini.

Minggu, 11 April 2021

TAHI LALAT KARYA M. SHOIM ANWAR

  TAHI LALAT KARYA M. SHOIM ANWAR

     Cerpen ini memiliki alur cerita tentang sebuah kehidupn seorang manusia yang memiliki jabatan di sebuah desa, tidak hanya itu cerpen juga berisi permasalahan seorang lurah dengan istrinya. Istri lurah menjadi topic perbincangan diantara warga. Pak lurah biasanya menggunakan cara yang licik dan jahat dalam mengambil sebuah kebijkan contohnya tanah warga yang sedikit demi sedikit dikurangi luas lahannya. Dengan istri pertamanya pak lurah akhirnya bercerai dan menikah lagi dengan seseorang yang muda dan cantik. Pak lurah mengambil tnah arga sengaja untuk membangun gedungan dan perumahan yang elite.

    Selain menceritakan seorang lurah yang buruk perilakunya, cerpen inni juga menceritakan tentang keberadaan tahi lalat yang berada di dada istri pak lurah. Penulis mengisahkan keberadaan tahi lalat di dada istri pak lurah adalah sebuah pesan bahwa pemimpin tersebut memiliki sikap yang tidak benar dan menggunakan cara kotor untuk mencari keuntungan pribadi.

    Hubungan cerpen ini dengan kehidupan nyata adalah ketika di sebuah desa atau lingkungan tersiart kabar buruk tentang seseorang, kabar tersebut akan dengan mudah dan cepatnya tersebar ke seluruh wilayah desa tersebut, tak hanya itu pejabat yang juga memiliki kewenangan di beberapa daerah kenyataannya juga masih banyak yang menggunakan cara-cara kotor untuk meraih keuntungan pribadi, maka tidak heran kalau banyak pejabat yang terjerat kasus korupsi.

     Amanat dari cerpen ini yang dapat kita ambil hikmahnya adalah ketika menjadi seorang pemimpin atau pejabat maka hendaknya kita menjadi pribadi yang jujur dan amanah agar segala apa yang kita kerjakan dan lakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Sekecil apapun hal jelek yang kita lakukan maka akan tercium juga bau busuknya tak hanya itu pesan kedua dari cerpen ini adalah jangan mudah menggunjing seseorang dan ikut menfitnah seseorang.

 Kelebihan cerpen ini adalah bahasaya mudah dipahami dan memiliki pesan yang sangat bermanfaat.

Jumat, 02 April 2021

Sisik Naga di Jari Manis Gus Usup”, penulis M. Shoim Anwar

 Cerpen dengan judul “Sisik Naga di Jari Manis Gus Usup”, penulis M. Shoim Anwar. Tokoh utama dalam cerpen tersebut yakni Gus usup, tokoh Gus Usup sangat dihormati oleh warga. Salah satu yang menarik dari Gus Usup adalah cincin batu akik yang melingkar di jari manis nya. Batu akik sebesar ibu jari itu bermotif sisik naga, berwarna coklat dengan ornamen seperti sisik yang saling menindih. Jika digambarkan pada kehidupan saat ini, maka cincin batu akik tersebut akan disebut dengan jimat. Masyarakat Indonesia nampaknya tidak bisa terlepas dari dunia mistis dan kepercayaan orang sebelumnya. Salah satu bentuknya yaitu jimat. Dalam kisah Gus Usup nampaknya jimat ini melekat dalam bentuk sisik. Menurut kepercayaan orang yang menggunakan jimat akan merasa lebih percaya diri dan berwibawa. Namun tidak semua orang menggunakan jimat untuk hal positif dan tidak semua orang juga yang mendapatkan jimat tanpa ia minta. Dengan kata lain jimat itu datang dengan sendirinya. Ada juga yang dengan sengaja meminta jimat melalui perantara orang lain dengan tujuan tertentu juga pastinya. Namun dalam kisah gus usup ini jimatnya memang karena kewibawaannya sendiri. Namun terdapat pihak yang menyalagunakan jimat ini untuk hal negatif yaitu bermain judi. Sudah tidak asing lagi bahwa perjudian di Indonesia ini sangat melekat baik dalam kalangan atas maupun bawah. Biasanya digunakan agar memperoleh keberuntungan berupa kemenangan. Percaya tidak percaya hal itu memang adanya dikalangan masyarakat kita. Sebagai bentuk dari warisan leluhur terdahulu. Dalam cerpen tersebut diceritakan bahwa terdapat seorang tokoh yang bermain judi dengan memakai cincin gus Usup selalu menang. Padahal sebelumnya ia tidak pernah menang besar seperti itu. Namun pada dasarnya jimat adalah kepercayaan. Seseorang yang menggunakan jimat akan merasa percaya diri sehingga ia akan merasa tenang dalam melakukan sesuatu ternasuk bermain kartu atau judi sehingga ia meraih kemenangan. Semua itu karena kepercayaannya terhadap jimat. Dari kisah tersebut sebenarnya terdapat pesan yang sangan bermakna. Yaitu sebagaimana jimat yang dipercayai mendatangkan keberuntungan, begitu juga dengan agama dan tuhan. Apabila kita mempercayainya kita akan lebih merasa tenang dalam melakukan sesuatu.

UAS Kritik dan Esai

 KRITIK DARI CERPEN KARYA M.SHOIM ANWAR Cerpen Sorot Mata Syaila Karya M. Shoim Anwar ini mengangkat kisah kehidupan sehari-hari yang sudah ...